Jakarta, 13 Agustus 2011
Telkomsel menggelar program pelatihan kewirausahaan di bidang telekomunikasi selular sekaligus reparasi ponsel bagi warga pondok pesantren Nahdlatul Ulama di Jakarta, Jawa, dan Madura.
Program pelatihan wirausaha dan reparasi ponsel ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan kesepakatan kerjasama antara Telkomsel dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang telah dilakukan bulan Maret lalu. Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj kala itu sepakat untuk menjalankan kewirausahaan mandiri warga Nahdliyin. Program kerjasama ini diimplementasikan melalui penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan bagi 50 perwakilan pesantren yang tersebar di Jakarta, Jawa, dan Madura.
Menurut GM Community Management & New Segment Telkomsel Yunita Primastuti, ”Pelatihan kewirausahaan ini sangat bermanfaat bagi para peserta. Dengan program ini warga NU dapat memperoleh pendidikan kewirausahaan dan melakukan reparasi ponsel sehingga memberikan kesempatan berwirausaha di bidang selular.” Program ini dimaksudkan sebagai sarana untuk meningkatkan nilai tambah jaringan reseller NUtel (NU – Telkomsel) dalam pemasaran kartu perdana, voucher isi ulang, dan paket bundling di lingkungan warga pondok pesantren. Di samping itu, hal ini juga merupakan apresiasi untuk meningkatkan loyalitas reseller NUtel dalam memasarkan produk dan layanan Telkomsel.
Pelatihan angkatan pertama dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-3 Agustus 2011, di Lembaga Pendidikan Teknologi Terapan Indonesia (LPTTI) Jakarta. Sedangkan angkatan selanjutnya akan dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2 Oktober 2011 di Surabaya. Materi pelatihan yang diberikan meliputi pelatihan manajemen, motivasi, teknik reparasi ponsel, pengetahuan produk dan layanan Telkomsel, serta kemitraan NUtel.
Menariknya dari pelatihan yang diselenggarakan Telkomsel ini, para peserta akan diajak untuk melakukan Biz-trip, yakni kunjungan ke lokasi untuk praktek belanja komponen dan peralatan yang dibutuhkan. Selain itu para peserta pelatihan juga akan mengunjungi gedung Telkomsel Telecommunication Center (TTC) dan gedung perkantoran Telkomsel lainnya untuk melihat proses produksi kartu dan voucher isi ulang.
Setiap peserta pelatihan akan mendapatkan peralatan lengkap reparasi ponsel, seperangkat komputer, buku petunjuk pelatihan, sertifikat pelatihan, kartu perdana simPATI, serta keperluan akomodasi dan transportasi yang diperlukan selama pelatihan. Setelah menjalani pelatihan, setiap peserta akan dikelola melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk pendampingan praktek usaha dan berkesempatan untuk tergabung dalam koperasi alumni agar dapat melakukan update pelatihan dan belanja komponen yang dibutuhkan.
“Telkomsel berkeinginan membantu para generasi muda untuk melakukan kegiatan yang positif dan mendapatkan keahlian yang bisa digunakan sebagai sarana pengembangan usaha mandiri. Selain dengan warga NU, kami juga konsisten melaksanakan pelatihan reparasi ponsel dengan anak-anak jalanan dan penyandang cacat fisik. Pelatihan ini merupakan wujud komitmen Telkomsel untuk memajukan Indonesia, karena Telkomsel Paling Indonesia,” jelas Yunita.
NUTel 1: Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali bersama GM Community Management & New Segment Telkomsel Yunita Primastuti dan GM Retail Management Telkomsel Hasan Kurdi menyaksikan pelatihan wirausaha dan reparasi ponsel di Jakarta (13/8). Telkomsel menggelar program pelatihan kewirausahaan di bidang telekomunikasi selular sekaligus reparasi ponsel bagi warga pondok pesantren Nahdlatul Ulama yang tersebar di Jakarta, Jawa, dan Madura untuk meningkatkan peran jaringan reseller NUtel (NU – Telkomsel).
NUTel 2: Salah seorang peserta pelatihan sedang melakukan reparasi ponsel, Jakarta (13/8). Telkomsel menggelar program pelatihan kewirausahaan di bidang telekomunikasi selular sekaligus reparasi ponsel bagi warga pondok pesantren Nahdlatul Ulama yang tersebar di Jakarta, Jawa, dan Madura untuk meningkatkan peran jaringan reseller NUtel (NU – Telkomsel).
No comments:
Post a Comment